Psikosomatis

Berdasarkan hasil dari riset kesehatan dasar atau riskesdas pada tahun 2018, menunjukkan bahwa terdapat 22 juta orang atau 9,8% dari jumlah penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun keatas mengalami gangguan kesehatan mental dengan gejala seperti stres, depresi dan kecemasan. Beberapa gejala tersebut merupakan salah satu gangguan yang disertai dengan psikosomatis. Psikosomatis sendiri disebabkan oleh kombinasi dari faktor–faktor organis dan faktor-faktor psikologis.
Psikosomatis berasal dari bahasa Yunani, yaitu psyche yang berarti jiwa dan soma yang berarti badan (Atkinson dalam Pratiwi & Lailatushifah, 2012). Sehingga psikosomatis dapat diartikan sebagai gangguan fisik yang disebabkan oleh tekanan-tekanan emosional dan psikologis atau gangguan fisik yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan psikologis yang berlebihan dalam mereaksi gejala emosi. Emosi-emosi atau perasaan-perasaan yang tidak dapat disalurkan atau tidak dapat diekspresikan dapat menjadi sebuah konflik batin. Apabila hal tersebut berlangsung secara terus-menerus dapat mempengaruhi kondisi fisik secara nyata. Dalam jangka waktu yang lama, apabila hal ini terjadi ketika organ tubuh dalam keadaan hiperaktif dapat menyebabkan kerusakan struktur organ tubuh yang bersifat irreversible atau tidak dapat kembali seperti semula. Hal tersebut yang dapat dikatakan sebagai psikosomatis.
Psikosomatis sendiri dibagi menjadi beberapa jenis, berikut merupakan jenis-jenis psikosomatis (Maramis dan McQuade & Aickman , dalam Pratiwi & Lailatushifah, 2012) :
Psikosomatis menyerang kulit : alergi
Psikosomatis yang menyerang otot dan tulang : rematik, nyeri otot dan nyeri sendi
Psikosomatis pada saluran pernafasan : sindrom hiperventilasi dan asma
Psikosomatis yang menyerang jantung dan pembuluh darah : darah tinggi, sakit kepala vaskular, sakit kepala vasospastik dan migrain
Psikosomatis pada saluran pencernaan : sindrom asam lambung dan muntah-muntah
Psikosomatis pada alat kemih dan kelamin : nyeri di panggul, frigiditas, impotensi, ejakulasi dini, dan mengompol
Psikosomatis pada sistem endokrin : hipertiroid dan sindrom menopause.
Apabila sobat health promoters mengalami salah satu jenis psikosomatis diatas, dan merasa bahwa sering memendam emosi atau perasaan. Sobat health promoters bisa segera konsultasi ke psikolog ataupun ke psikiater di rumah sakit maupun puskesmas terdekat.
Sumber :
Pratiwi, D., & Lailatushifah, S. N. F. (2012). Kematangan emosi dan psikosomatis pada mahasiswa tingkat akhir. Jurnal Psikologi Universitas Wangsa.
Hanavy, B. A. N., & Agustin, I. M. (2019). Penerapan Terapi 5 Jari pada Pasien Psikosomatis untuk Mengurangi Kecemasan di Klinik dr. Bangun di Desa Kamulyan Kecamatan Tambak. Proceeding of The URECOL, 98-104.